Selasa, 26 Agustus 2014

INSPIRASI DARI KEHIDUPAN SEMUT

Semut itu kecil & mungil. Semut tidak bisa bekerja sendirian, tetapi berada dalam koloni. Semut-semut selalu bergerak ke depan, mencari makanan bukan hanya untuk diri sendiri. Makanan yang ia dapatkan dikumpulkan bersama untuk persiapan musim dingin. Pekerjaan itu dilakukan bukan "berebut jabatan" atau "mencari popularitas".

Pernahkan kita melihat semut berdiam diri? Tentu tidak, karena semut tidak berdiam diri. Ia bukan binatang pemalas. Kalau diibaratkan, semut itu seperti “seorang aktivis”. Para aktivis, meskipun tidak ada pekerjaan, mereka selalu “mencari kerjaan”.

Dalam bekerja, banyak semut gugur dalam tugas. Ada yang mati di mangsa musuh, ada yang tertimpa benda berat, ada yang keinjak manusia, atau hanyut dibawa air. Pendek kata, tidak semua semut menikmati hasil dari kerja kerasnya. Semut juga tidak pernah mengenal sikap berkhianat kepada koloni. Tidak pernah terjadi, seekor semut hitam, lantaran kecewa, dia menyeberang ke koloni semut merah.

Semut mengajarakan banyak inspirasi kepada kita, bagaimana menjadi pekerja keras, lalu memberi manfaat kepada orang lain. Setiap semut adalah pahlawan bagi semut-semut lainnya. Tubuhnya memang kecil dan mungil, tetapi ternyata ia mengerjakan hal-hal besar dalam hidupnya.
Dalam kitab jawahirul kalamiyah disebutkan Allah tdk pernah menbuat sesuatu yang sia-sia. Subbanalloh.









Oleh: H. Syamsul Falah M.Pdi

Biografi KH. Luqman Hakim



KH. Luqman Hakim, lahir di madiun, 20 April 1962. Belajar di pesantren Tebu Ireng Jombang, hingga menyelesaikan kuliah di fakultas Syari’ah Unhasy Tebuireng. Melanjutkan studinya di Spesial Program Philosopy , di filsafat UGM, dan menepuh program Doktor di University of Malaya Kuala Lumpur jurusan Siyasah Syar’iyyah.
Ia belajar Tasawwuf kepada Syaikh KH. Andul Jalil Mustaqim, Mursyid Tarekat Syadziliyah, Qadiriyah-Naqsyabandiyah, Samaniyah, dan Syatariyah.[1]selama ini aktif menulis di berbagai media massa seputar analisa keagamaan, kususnya bidang sosial dan Tasawuf. Dari berbagai tulisan dan ceramahnya itulah kelak ia sering dikenal sebagai Sufiolog.
Buku-bukunya yang telah terbit baik karya sendiri maupun terjemahan antara lain:
a.      Ar-Risalah Qusyairiyah Induk Ilmu Tasawuf (Al-Qusyairy)
b.     Teosofia Al-Qur’an (Al-Ghazali)
c.      Raudhah Taman Jiwa Kaum Sufi (Al-Ghazaly)
d.     Kaidah-Kaidah Sufistik (AL-Gazaly)
e.      Mereka yang Kembali (Al-Maqdisy)
f.      Deklarasi Islam tentang Hak Asasi Manusia
g.     Pikiran-Pikiran Setengah Gila
h.     Allah pun Berdzikir
i.       Kedai Sufi Kang Luqman
j.       Jack and Sufi, Sufisme di Reman-Remang Jakarta
k.     Tuhan diantara Inul dan Gang Dolly
l.       NU di Tengah Kelemahan Ulamadan Kemunduran Umat
m.   Psikologi Sufi
n.     Mutiara Agung Pangeran Sufi Al-Junaid Al-Baghdady
o.     Menjelang Ma’rifat (Syikh Ahmad Ar-Rifa’y)
Beberapa buku yang segera terbit:
a.   Cahaya di Majlis Kopi
b.   Tanya Jawab Seputar Dunia Sufi
c.   Gerbang Sufi
d.   Filosufi Dzikrullah
Beberapa kaset ceramahnya tentang dunia sufi beredar di public dan episode dalam CD, VCD maupun DVD sedang disiapkan. Saat ini, selain aktif ceramah di beberapa kota besar, juga dikenal sebagai pemimpin majalah cahaya sufi, yang beralamatkan di Jl. Bekasi Timur IV no 15, Jatinegara, Jakarta Timur


[1] Luqman Hakim, Kedai Sufi (Yogyakarta: PT Lkis Printing Cemerlang, 2005), 333

Senin, 25 Agustus 2014

Yayasan Tarbiyatut Tholabah

Yayasan Tarbiyatut Tholabah Sukorejo Jombang adalah sebuah lembaga pendidikan yang terdiri dari pondok pesantren dan pendidikan formal, didirikan oleh H. Syamsul Falah M.Pdi, cucu dari KH. Musthofa, pendiri pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran Lamongan.

Copyright @ 2013 Yayasan Tarbiyatut Tholabah Sukorejo Jombang.